Tampilkan postingan dengan label kedinginan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kedinginan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Oktober 2021

SANG PEMBUNUH NO 1 PARA PENDAKI

~Hipotermia~
Sang pembunuh nomor satu para pendaki.
Berikut saya sandur tulisan bagus dari seorang kawan pendaki tentang Hipotermia.
Bagi Saiya pribadi pencegahan Hipotermia lebih baik lagi jika dimulai dari diri sendiri dulu,persiapkan diri dengan baik sblm pendakian,kenali gejalanya pada tubuh kita,antisipasi segera..jangan berharap ditolong,tapi tolonglah diri sendiri dulu..itu baru benar..
Selamat membaca,semoga bermanfaat..

Salam,

HIPOTERMIA!!!!

Cegah Dengan Dua Rumus Simple

Mendaki gunung merupakan kegiatan yang memiliki banyak resiko, seperti cuaca buruk, suhu dingin, tersesat, kehabisan perbekalan, binatang liar, dan masih banyak lagi.

*Pengetahuan* yang kita miliki dan peralatan yang kita bawa adalah cara untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satu resiko terbesar bagi pelaku kegiatan alam bebas adalah *HIPOTERMIA*. Apa sih Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi ketika panas tubuh yang dihasilkan lebih rendah daripada panas yang hilang. Jika suhu tubuh berada di bawah 35°C berarti sudah masuk kategori hipotermia. Jika sudah parah hipotermia dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan klasifikasinya, hipotermia di bagi empat :

1. Ringan

Suhu tubuh berkisar antara 32°-35°C

Gejala : Sadar namun menggigil

2. Sedang

Suhu tubuh berkisar antara 28°-32°C

Gejala : Mengantuk namun tidak menggigil

3. Berat

Suhu tubuh berkisar antara 20°-28°C

Gejala : Tidak sadar, tidak menggigil

4. Fatal

Suhu tubuh di bawah 20°C

Gejala : Hilangnya tanda-tanda vital

Hipotermia bisa di bilang merupakan salah satu musuh terbesar para pendaki karena bisa terjadi pada siapa saja. Baik yang baru mendaki maupun yang sudah pengalaman bertahun-tahun.

Sudah nonton fim “Everest” kan?

Film yang berdasarkan kisah nyata tragedi Everest 24 tahun lalu ini beberapa korbannya merupakan pendaki yang sangat berpengalaman dan sering mendaki gunung-gunung es. Tetapi karena kombinasi antara faktor resiko yang sangat besar, kejadian alam yang tidak terduga, di tambah salah dalam mengambil keputusan, mereka pun tewas karena hipotermia.

Banyak yang mengira bahwa hipotermia hanya terjadi di gunung-gunung dengan suhu ekstrim, hingga di bawah 0°C. Tapi jangan salah, hipotermia bahkan bisa terjadi di gunung yang suhu rata-ratanya jauh lebih hangat. Gunung-gunung di Indoensia misalnya, kasus hipotermia justru lebih banyak terjadi di musim hujan yang suhu rata-ratanya lebih tinggi di banding dari suhu musim kemarau. Ironisnya, hipotermia masih di anggap mudah. Edukasi atau pengetahuan praktis tentang hipotermia masih cukup rendah, sehingga kasusnya masih sering dijumpai di gunung-gunung yang ramai pengunjung.

Kebanyakan informasi tentang hipotermia adalah tentang penanganan atau pertolongan pertama, mulai dari yang benar sampai yang ‘ngawur’. Jarang sekali ada informasi atau bacaan tentang bagaimana mencegah hipotermia, padahal _Mencegah lebih baik daripada mengobati_.

Kali ini saya akan coba berbagi tentang bagaimana mencegah hipotermia lewat dua rumus yang mudah di ingat. Apa itu? *KERING dan HANGAT*, itu saja kuncinya dan ‘gak pake ribet’. KERING dan HANGAT masing-masing ada penjelasan yang lebih terperinci. Kita mulai dari yang pertama dahulu.

*KERING* artinya usahakan tubuh dan pakaian tetap kering selama mungkin. “Lho, kalo lagi trekking kan tubuh dan pakaian basah oleh keringat, belum lagi kalo hujan.” Nah, makanya ketika _trekking_ pakailah baju dan celana yang cepat kering atau yang berbahan _quick dry_ bukan kaos katun dan celana _Jeans_ karena dua barang ini lama keringnya dan bobotnya berat apalagi jika basah. Pakaian yang basah dan lembab menyerap panas tubuh dengan cepat, *_yang berarti semakin lama memakai pakaian yang basah, panas tubuh yang hilang juga semakin banyak_*. Jika hujan selalu pakai jas hujan, biasa di sebut _rain coat_ atau ponco _water proof_. Biasanya suka ada yang bilang, “Aaahh, saya mendaki pakai _Jeans_ gak pernah ada masalah…” Ini logikanya sama 'kayak' orang yang naik motor di jalan raya tetapi 'gak' pakai helm, belum pernah kecelakaan lalu mengatakan, “kalo 'gak' pake helm itu aman-aman aja..”

Setibanya di _campsite_ atau di tempat kemping, segera ganti baju tadi dengan baju yang kering. Baik itu atasan, bawahan maupun _underwear_ sehingga bisa beraktivitas kembali dan beristirahat dengan nyaman. Jangan sekali-kali tidur dengan menggunakan baju dan celana yang masih basah, bahaya! Pakaian ganti ini harus benar-benar di _packing_ agar aman dari air hujan dan kelembaban. Lapisi tas dengan _packliner_ atau pelapis tas yang benar-benar _water proof_. Baru masukkan pakaian ganti dan peralatan lain seperti jaket dan _Sleeping Bag_. Pada umumnya para pendaki memakai _packliner_ murah meriah dari _trashbag_. Selain _packliner_, _rain cover_ juga berfungsi sebagai pelindung tambahan dari air hujan sehingga memiliki proteksi ganda. Jadi barang-barang yang di simpan di dalam tas tetap kering walau hujan deras sekali pun.

*HANGAT*, salah satu cara menjaga tubuh agar tetap hangat dan fit adalah dengan makan, minum dan istirahat yang cukup. Makanan yang bergizi dan minuman hangat punya pengaruh besar dalam produksi panas tubuh yang cukup di tengah suhu yang dingin. Jangan mengandalkan mie instan dan roti tawar ketika mendaki gunung, itu hanya makanan selingan bukan makanan utama. Kalau saya wajib makan nasi, dan harus ada daging serta sayur, terkadang buah-buahan di bawa sesekali. Selain membawa pakaian ganti, kita juga perlu membawa jaket dan aksesoris yang memiliki fungsi insulasi atau penahan panas tubuh yang baik seperti jaket bulu angsa, kaos kaki serta sarung tangan wol tebal juga kupluk. Jaket _Windbracker_ wajib di bawa ketika kita _trekking_ di tengah kondisi medan terbuka dan berangin kencang, juga bisa di pakai ketika beristirahat di pos agar panas tubuh tidak mudah hilang. Ketika tidur pakailah _sleeping bag_ yang spesifikasinya sesuai dengan suhu gunung yang di tuju. _Sleeping bag_ berfungsi untuk menahan panas tubuh ketika tidur sehingga panas tubuh tetap terjaga.

Hipotermia juga bisa *diatasi* dengan beberapa hal, baik internal dan eksternal.
Dari Internal, selain nutrisi bisa dengan sistem lapisan _(Layering System)_ juga dengan sistem tidur _(Sleeping System)_. Dari eksternal, salah satunya bisa menggunakan _Thermal Blangket (emergency kit)_.
Saya bahas sedikit tentang _layering system_ dan _sleeping system yaa_..

_Layering system_ di bagi 3 bagian
1. _*Baselayer*_ : Lapisan dasar ini yang paling dekat dengan kulit dan teman-teman akan berkeringat ketika melakukan kegiatan mendaki ini, maka gunakanlah pakaian yang mudah menyerap keringat dan cepat kering.
2. _*Mid Layer*_ : lapisan ini lebih berfungsi untuk menahan panas tubuh agar keluar. Biasanya bahan yg baik yakni bulu angsa.
3. _*Outer Layer*_ : memiliki fungsi melindungi kita dari angin dan hujan, biasanya bahan yang digunakan itu _waterproof_, juga _windbreaker_.

_Sleeping system_ :
Yang di maksud sistem di sini adalah bagaimana saat kita tidur tetap terjaga suhu tubuhnya. Maka dengan itu, pemilihan kantong tidur (bisa disesuaikan dg _comfort rating_), kaos kaki, _longjhon_, sarung tangan serta kupluk adalah hal yang bisa kita persiapkan sebagai sistem tidur kita. Satu lagi, bila sebelum tidur kita masak air panas dulu lalu setelahnya masukkan ke dalam botol, dan botol tsb dimasukkan ke dalam kantung tidur kita. Dengan cara ini saya bisa menjaga suhu tubuh kita tetap terjaga dan bisa tidur pulas sampai pagi.

Demikian yg bisa sedikit saya jelaskan, semoga penjelasan tentang cara mencegah hipotermia ini bisa bermanfaat, dan yang perlu ditekankan di sini adalah untuk mengurangi resiko. Kecelakan terjadi karena akumulasi dari resiko yang timbul akibat persiapan yang kurang dan atau peralatan yang kurang memadai. Mudah-mudahan kedepannya tidak ada lagi kasus hipotermia di gunung karena kurang pengetahuan dan peralatan. Ingat! *Persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan sebuah perjalanan







Estimasi biaya Bukitraya via Kalbar.

Kebanyakan pendaki pengejar target seven summit of Indonesia akan mengatakan bahwa pendakian Bukitraya adalah pendakian paling tidak menyena...